[Resensi] Agatha Christie – 4:50 from Paddington (+spoiler dikit :D)

4:50 from Paddington (Miss Marple, #8)4:50 from Paddington by Agatha Christie
My rating: 4 of 5 stars

M

anusia itu serakah. Beberapa memang begitu. Inilah yang sering menjadi awal segalanya. Pertama-tama orang tidak memulai dengan pembunuhan, orang bukannya ingin membunuh atau teringat ke situpun tidak. Mereka memulainya dengan ketamakan, ingin mendapat lebih dari yang seharusnya.”

Kereta 4.50 Paddington dibuka dengan seorang wanita tua bernama Elspeth McGillicuddy yang tangannya penuh dengan belanjaan untuk Natal pergi Brackhampton dengan mengendarai kereta api. Ketika ada kereta lain yang bergerak paralel dengan keretanya, ia tanpa sengaja harus menjadi saksi peristiwa pembunuhan yakni seorang pria yang mencekik seorang wanita hingga wajah si korban itu berubah keunguan. Elspeth lantas melaporkan apa yang ia lihat pada kondektur, tapi sang kondektur tak serta-merta percaya karena berdasar apa yang ia yakini wanita tua itu cenderung suka melamun dan berkhayal. Lantas Elspeth pergi menuju rumah kawannya Jane Marple dan menceritakan semua yang ia lihat. Berpegang bahwa Elspeth bukanlah tipikal orang yang suka melamun atau histeris, Jane percaya padanya. Mereka berdua memutuskan untuk menunggu keesokan harinya. Sayangnya, keesokan harinya, koran tidak memuat berita apapun tentang pembunuhan tersebut. Mereka pun memutuskan untuk melaporkan kasus tersebut ke kantor polisi, sayangnya setelah diusut, hal tersebut tak membuahkan hasil apapun. Jane Marple yang kurang puas akhirnya meminta bantuan Lucy Eyelesbarrow untuk memecahkan masalah tersebut. Dari situlah kisah dimulai dengan seru.

Oke saya mengakui ini pertama kalinya saya membaca buku Agatha Christie. Saya awalnya berpikir kalau buku ini hanyalah fiksi kriminal kuno yang membosankan, nah dari sini saya tarik prasangka saya, karena faktanya tidak. Tidak sama sekali! Saya merasa asyik membaca buku ini karena nggak melulu dicekoki dengan pembunuhan atau penyelidikan, intinya yang tegang-tegang gitu… ada sisipan-sisipan yang menarik di dalamnya. Misalnya tentang Lucy Eyelesbarrow dan pekerjaannya yang mengurusi seluruh anggota keluarga Crackenthorpe (damn… I actually ship Lucy with Cedric :D) atau bromance-nya Alexander dan James yang asdgfjflslm cute sekali ❤❤ Jadi pembaca bisa sedikit mengendurkan ketegangan saat membaca dengan sedikit nyengir :””)))

“Apa perlunya ia berulang tahun? Ulang tahun itu cuma untuk anak-anak. Aku tak pernah menghitung berapa ulang tahunku dan aku tak ingin orang lain merayakannya juga.” – Luther Crackenthorpe.

Eh iya, saya juga berpikir kalau buku ini bakal berat banget dibaca karena sebelumnya saya baca bukunya Conan Doyle yang aduh… berat banget! Untuk benar-benar mengerti tanpa melewatkan clue satupun harus dibaca lebih dari sekali. Tapi berbeda dengan buku ini, saya bisa mencerna dengan baik dari awal hingga akhir. Perlu diingat, ringannya bacaan ini tidak mengurangi kemisteriusan di dalamnya sama sekali.

Tentang pengungkapan si pembunuh, saya pikir juga sangat menarik, tapi saya tidak bisa memaparkan di sini, karena sudah pasti spoiler kalau diceritakan 😀 Jane Marple memang benar-benar wanita tua yang menarik 😀

Yang masih nggantung sebenarnya adalah tentang Lucy… Jane sudah ngode kalau dia kemungkinan bakal menikah (Lla it’s a freaking spoiler! :D), tapi… sama siapa? Siapa? Siapa?

.

.

.

They left me hanging there… :(((

Tinggalkan komentar